Tidak fokus bekerja karena masalah yang terjadi

 Hendi datang ke Taiwan 12 tahun lalu untuk bekerja di perikanan. Selama tinggal di Taiwan, dia telah berganti majikan 2 kali. Dia telah bekerja di majikan kedua selama hampir 8 tahun. Dia sangat rajin dan bertanggung jawab, dan juga sangat disayangi oleh bos. Masalah besar atau kecil yang terjadi di kapal, bos sebisa mungkin memercayakannya kepada Hendi, bos sangatlah tenang, gaji dan bonus setiap bulan juga tidak pernah telat diberikan.

            Pada masa pandemi, karena ada berbagai aturan menjaga jarak, di kapal tidak boleh ada terlalu banyak orang, yang menyebabkan kurangnya tenaga kerja di atas kapal. Yang seharusnya harus dikerjakan oleh 8 orang, hanya tersisa 5 orang, karena beban pekerjaan yang sangat besar, nelayan nelayan di kapal sangatlah sengsara. Bos memberitahu para nelayan bahwa bukannya dia tidak mau mempekerjakan nelayan baru, tetapi ini terjadi karena dampak dari aturan pandemi, mereka harus menunggu beberapa waktu untuk menambah karyawan.

            Pada saat berdekatan, sepupu Hendi, Akuang, sedang mencari pekerjaan di negara asalnya. Jadi Hendi bertanya kepada Akuang apakah dia mau datang ke Taiwan dan bekerja di kapal bos Hendi bersama dengannya. Karena ada kerabat dan belum pernah keluar negeri, Akuang pun tertarik dan bersedia untuk datang bekerja tanpa berpikir Panjang. Hendi memberitahu bos perihal hal ini, dan karena bos sangat mempercayai Hendi, bos pun menyetujui saran Hendi dan menghabiskan banyak uang untuk mengurus kedatangan sepupu Hendi dibantu dengan agen. Akhirnya, kurang dari sebulan, sepupu Hendi pun tiba dan bekerja di kapal bersama dengan Hendi.

            Awalnya, Akuang bekerja dengan sangat keras dan rajin, belajar semua hal di kapal,bisa bekerjasama dengan baik. Tetapi, dua minggu kemudian, Akuang tiba-tiba hilang, begitu juga kopernya. Hendi pun sangat panik dan mencoba menghubungi Akuang, tetapi tidak bisa dihubungi, dia juga bertanya kepada orang-orang kapal dan warga sekitar Pelabuhan, tetapi tidak ada yang melihat Akuang. Hendi juga menelpon Kembali ke negara asalnya untuk bertanya apakah Akuang pulang, atau adakah kabar dari Akuang, tetapi juga tidak membuahkan hasil. Setelah lewat beberapa hari, Hendi dapat telepon dari negara asal, mereka bilang Akuang sudah mendapat pekerjaan lain di Taiwan. Mengetahui hal ini, Hendi sangatlah marah, bagaimana bisa Akuang seenaknya pergi mencari pekerjaan lain tanpa bilang apa-apa, membuat Hendi sangat tidak enak kepada bos, karena bos sudah mengeluarkan banyak uang untuk mendatangkan Akuang untuk bekerja di Taiwan, Akuang malah tidak tahu terima kasih dan tidak menghubungi Hendi sama sekali.

            Dikarenakan masalah ini, Hendi jadi selalu merasa tidak enak dan menyalahkan dirinya sendiri, karena dia sama sekali tidak tahu bahwa Akuang akan melarikan diri seperti itu. Pada saat yang sama, dia merasa sangat tidak enak kepada bosnya, yang menyebabkan ia tidak bisa konsentrasi kerja, tetapi juga malu untuk berbicara dengan bos. Suatu hari, Hendi bertemu dengan tim Rerum Novarum Center di Pelabuhan, ia pun bercerita mengenai keadaannya dengan tim kami, bercerita bagaimana marah dan sedih perasaannya. Tim berkata kepada Hendi, bisa jadi Akuang sudah dibujuk dan diatur oleh seseorang di negaranya untuk melakukan rencana ini, tetapi ini semua adalah pilihannya sendiri. Sekarang mereka berusaha memberitahu Akuang untuk memperhatikan keselamatan diri, karena identitas kontak hilang sepertinya sekarang, tidak dilindungi oleh undang-undang pekerja Taiwan, dan ia bisa dirugikan dalam berbagai aspek, seperti tidak dapat asuransi, perhitungan gaji yang tidak adil, dan bisa jadi sering menerima ketidakadilan di tempat kerja. Jika ada masalah, Rerum Novarum Center bisa membantu.

            Ketika lagi ngobrol, kebetulan bos berjalan ke arah mereka. Tim kami pun membantu Hendi mengatakan situasinya kepada bos, dan mengenai masalah Akuang, Hendi mau bertanggung jawab ganti rugi ke bos. Mendengar hal ini, bos langsung bilang, “Tidak usah, kamu hanya perlu rajin bekerja, itu sudah cukup ! Masalah ini tidak bisa disalahkan ke kamu, ini salah Akuang sendiri, dan kita juga tidak bisa mengontrol dia mau kabur seberapa jauh, anggap saja memang lagi kurang beruntung, sehingga bertemu situasi seperti ini.”

            Hendi berkata ke tim bahwa meskipun dia masih malu dengan kejadian ini, tapi setidaknya sekarang dia bisa ngobrol bebas dengan bos seperti sedia kala, dan dia hanya bisa berdoa untuk sepupunya, semoga dia aman di Taiwan dan bisa pulang ke negara asal secepatnya.

            Akibat pandemi beberapa tahun belakangan, situasi pekerjaan bagi pekerja migran semakin berantakan. Dikarenakan banyaknya masalah illegal yang terus bermunculan, oknum yang memanfaatkan kebutuhkan pekerja migran untuk menempatkan mereka di pekerjaan risiko tinggi agar mendapat banyak uang. Pemerintah dan agen harus lebih lagi memerhatikan pekerja-pekerja migran baru yang datang ke Taiwan, memastikan apakah mereka pekerja legal, dan juga memastikan agar mereka memahami peraturan dan hukum yang berlaku di sini.

            Nelayan sudah lama menjadi kelompok yang diabaikan di masyarakat. Sejak tahun 2017, Rerum Novarum Center melakukan pendekatan ke teman-teman nelayan, selain memedulikan hidup mereka di Taiwan, juga menyediakan layanan bila mereka perlu dibantu dalam proses hukum, masalah yang mereka hadapi di tempat kerja, seperti gaji, kecelakaan kerja, perawatan medis, pergantian majikan, dan perdagangan manusia yang mungkin mereka temui. Mereka sangat membutuhkan ini semua, dikarenakan keterbatasan Bahasa, seringkali mereka tidak tahu mau minta bantuan ke siapa dan bagaimana caranya. Mereka adalah sekelompok orang yang perlu kita semua perhatikan dan lindungi. Jika hati Anda tergerak dan ingin berdonasi, silahkan tekan “Saya ingin berdonasi” atau hubungi (02) 2397-1933 #122, atas perhatian dan bantuan Anda, kami ucapkan terima kasih banyak !