Majikan Annie kalau kesal,menarik kepalanya untuk dibenturkan ke tembok

Annie umur 26 tahun,selalu teringat kejadian malam itu,tengah malam di jalanan,dia tidak mempedulikan luka yang ditubuh,ditangan tergemgam erat selembar kertas alamat KDEI,dengan panic lari dari rumah majikan,sepanjang jalan dia berlari dengan cepat,menanyakan jalan,berharap bisa lebih cepat mencari tempat satu satunya yang bisa membantu dia。

  Annie berkebangsaan Indonesia datang bekerja 4 tahun 2 bulan,dikarenakan orang tuanya sebagai petani,keluarga miskin,waktu itu umur 20 lebih dia membuat pinjaman ke bank lokal sebesar 80.000 NT untuk biaya agency,datang ke Taiwan bekerja sebagai perawat orang tua.

  Annie sampai di Taiwan baru tahu dirinya dikerjakan sebagai pembantu rumah tangga,waktu itu dijanjikan bekerja menjaga orang tua, tetapi tidak pernah ketemu sama sekali,dia setiap hari terkekang dirumah berlantai empat untuk,membersihkan rumah,cuci mobil,mengurus kebun bunga,menjaga 4 anak kecil,dari subuh kerja sampai pagi jam 02:00 kadang sampai jam03:00.

 Yang paling menakutkan adalah,majikan perempuan sering kesal dengan melampiaskan kemarahannya dengan memukul dia,「dia memukul saya,menendang saya,menarik kepala saya dibenturkan ke tembok」lebam yang ditubuh,bekas goresan kuku,sering terjadi,disebabkan dokumen dan hp semuanya disimpan majikan Annie tidak bisa sembarangan keluar,setiap hari selalu khawatir,「apakah hari ini saya akan dipukul?Siapa yang bisa datang bantu saya?」

 Awal tahun sebuah malam ,majikan perempuan sekali lagi terhadap dia dengan memukuldan menendang,sudah tidak sanggup lagi Annie dengan tekad yang bulat,menggunakan waktu tengah malam yang sepi,tanpa menoleh melarikan diri dari rumah bertingkat empat.

 Sekarang Annie ditampung di selter,memakai masker,tidak berani menatap orang,menceritakan kembali kejadian kelam waktu itu,dia masih khawatir sambil mengosokan kedua tangan.Menanyakan apakah luka ditubuhnya masih sakit,dia menundukkan kepala menjawab:「berharap apabila majikan tidak suka sama pekerja migrant janganlah dipukul dimarah, memakai mereka untuk melampiaskan kemarahan. 」 Tanpa suara isakkan, air mata menetes perlahan. 

Dikutip dari berita Liánhé Bào 2 Mei 2016